Bersepeda di Jogja
Di Jogja, hanya ada 2 jenis rute bersepeda: menderita duluan atau menderita belakangan.
Ini baru saya sadari setelah 2 kali bersepeda dalam sepekan terakhir. Pada rute pertama, saya mengarah ke utara dulu, sehingga kembalinya ke arah selatan. Rute kedua sebaliknya.
Kontur kota Jogja yang menurun dari utara ke selatan adalah alasannya. Kalau kita mau menderita duluan, maka kayuhlah sepeda ke utara. Pulangnya akan mudah berkat bantuan jalan menurun. Sebaliknya, bila ingin enak duluan, kayuh sepedamu ke selatan. Hanya saja, jangan kelewat jauh karena baliknya ke utara bisa setengah mati.
Konon, kontur ini pula yang jadi sebab mengapa di Jogja tidak disarankan membeli rumah di selatan makam. Air mengalir dari tempat tinggi ke rendah, bukan?
Sebetulnya ada cara lain, yaitu ke bersepeda ke arah barat dan timur. Tapi itu pun tetap perlu belok ke arah utara dan selatan barang sedikit. Kecuali anda mau pergi dan pulang lewat jalur yang sama, mirip setrika dan kereta. Lagi pula, mengambil rute seperti itu akan menimbulkan kerugian yang signifikan. Yaitu memperkecil kesempatan anda untuk mengeksplorasi ragam khasanah soto sebagai asupan wajib pesepeda Jogja.