Kesehatan Layak Diperjuangkan

Kesehatan Layak Diperjuangkan
Photo by Gabin Vallet / Unsplash

Baru-baru ini ada rekan kerja yang resign karena alasan kesehatan. Beban dan tekanan pekerjaan dirasa sudah tidak bisa lagi ia kelola. Sehingga berimbas pada fisiknya.

Seperti pada tulisan kemarin, saya ingin mengutip kata-kata Naval Ravikant soal kesehatan.

My number one priority in life, above my happiness, above my family, above my work, is my own health. It starts with my physical health. Second, it’s my mental health. Third, it’s my spiritual health. Then, it’s my family’s health. Then, it’s my family’s wellbeing. After that, I can go out and do whatever I need to do with the rest of the world.

Kesehatan, khususnya kesehatan fisik, adalah pondasi untuk mengupayakan prioritas berikutnya. Yang menurut Naval adalah kesehatan mental, kesehatan spiritual, kesehatan keluarga, kesejahteraan keluarga, kemudian baru yang lain-lainnya.

Apapun layak diperjuangkan untuk menjadi sehat. Sebaliknya, apapun layak ditolak kalau itu membuat kita jadi sakit. Lari pagi 30 menit seminggu 3 kali memang berat. Tapi itu bisa bikin kita sehat. Maka itu layak diperjuangkan dengan, misalnya, beli sepatu lari yang nyaman, kaus yang ringan atau ikut komunitas lari. Sebaliknya, minum softdrink bisa sangat menyegarkan. Tapi kalau komposisi gulanya berlebihan, jelas akan bikin badan sakit kalau dibiasakan. Maka itu layak ditolak.

Barangkali, rekan saya pun berpikir demikian saat memutuskan resign. Sehat wajib diperjuangkan. Meskipun harus memulai dari awal lagi di kantornya yang baru nanti.

Read more