Kesepian
Dalam salah satu episode hidup, saya pernah tinggal di apartemen. Tidak ada kenalan dan tetangga yang benar-benar akrab saat itu. Rasanya sepi. Sejak kecil saya hidup di lingkungan desa, dimana saya terbiasa menjadi bagian dari sesuatu. Entah itu anak-anak TPA, kumpulan pemuda kampung, tim futsal kampung, panitia 17-an RW atau lainnya. Sehingga ketika tidak ada ikatan apa-apa dengan orang lain yang tinggal di apartemen itu, asing rasanya.
Kata Goenawan Mohamad, definisi kesepian yang sebenarnya adalah hidup tanpa tanggung jawab sosial. Efek inilah yang saya alami saat tidak menjadi bagian dari sesuatu: tidak ada tanggung jawab sosial. Memang, hidup di desa yang komunal itu mudah sekali terserempet sangsi sosial seperti digosipkan tetangga, jadi kasak-kusuk seluruh warga dan lainnya. Belum lagi kewajiban-kewajiban sosial seperti harus hadir di kenduren hingga larut, ikut ronda selamaman, sampai dengan kerja bakti hari minggu pagi. Tapi dibanding hidup di apartemen yang ‘bebas’, sendiri, dan tanpa tanggung jawab sosial apapun itu, tinggal di lingkungan desa masih lebih menyenangkan.
Maka bersyukurlah bila kita punya tetangga. Apalagi bila tetangga tersebut orang-orang baik. Anda akan terhindar dari 2 masalah sekaligus: kesepian dan kekhawatiran.