Resep Hidup Bahagia

Resep Hidup Bahagia
Photo by Braden Egli / Unsplash

Michael Phelps, sang perenang terbaik dunia. Ia meraih medali olimpiade terbanyak sepanjang sejarah umat manusia: 28 medali! Di tengah puncak karir, ketenaran, dan harta, ironisnya, ia justru merasa tidak bahagia. Saking tidak bahagianya, sampai muncul keinginan untuk mengakhiri hidup. Mengapa ya? Padahal dia sukses lho. Prestasi dan pencapaiannya banyak dan tinggi. Setidaknya dari kacamata kebanyakan orang.

Martin Seligman, psikolog asal Amerika, mengusulkan satu kerangka yang barangkali bisa kita pakai untuk menjawab pertanyaan diatas. Ia menyingkatnya dengan PERMA, building blocks of well-being. Ini penjabaran singkatnya.

Positive emotions: perasaan bahagia, tidak sedih dan marah sepanjang waktu,

Engagement: seberapa terlibat dan terikat kita dalam aktifitas dan pekerjaan yang kita lakukan,

Relationship: kualitas hubungan dengan keluarga, teman, masyarakat, rekan kerja,

Meaning: tujuan hidup lebih dari untuk dirinya sendiri, memberi manfaat untuk orang lain,

Achievement: pencapaian dan prestasi.

Dari kerangka PERMA diatas, Michael Phepls barangkali hanya punya achivement & engagement saja, tapi kurang di tiga aspek lainnya. Itu sebabnya ia jatuh di lubang depresi.

Kini Michael Phelps sudah keluar dari lubang itu setelah menjalani serangkaian terapi. Ia sudah berkeluarga dan dikaruniai seorang anak. Berperan sebagai suami dan ayah agaknya membuat dia bahagia & punya tujuan hidup yang lebih dari โ€˜sekedarโ€™ jadi juara dunia.

Source: No Stupid Qustions Podcast.

Read more