Berlangganan Berita Online Berbayar

Berlangganan Berita Online Berbayar
Photo by charlesdeluvio / Unsplash

Berita online gratis memang tersedia banyak. Hanya saja, sebanyak-banyaknya berita online gratis, masih jauh lebih banyak iklannya.

Itulah alasan pertama mengapa saat ini saya memutuskan untuk berlangganan berita online berbayar. Dengan berlangganan, saya terbebas dari keharusan mencari simbol X yang super kecil untuk menutup iklan. Iklan ini munculnya kadang-kadang tidak tanggung-tanggung: satu halaman penuh! Saat sudah ditutup, masih akan menyeruak lagi di tengah dan di ujung akhir halaman. Parahnya, satu berita sering terbagi jadi tiga-empat halaman. Benar-benar. Ngomong-ngomong, soal iklan ini ada sebuah ironi. Katanya makin kita sering terselingi iklan suatu produk, malah makin sebel sama produk itu. Benarkah? Entahlah. Yang pasti, kita tak suka kalau sedang asyik membaca berita lalu mendadak terganggu dengan munculnya iklan.

Kemudian ada yang bilang, “Yang gratis aja ada kok, ngapain musti bayar?”.

Bukankah langganan berbayar ini sama juga dengan jaman dulu saat bapak kita langganan koran? Berbayar juga. Hanya yang dulu sebagian biaya digunakan untuk bahan kertas & percetakan, sementara sekarang biaya tersebut dipakai untuk sewa server di sebuah data center. Malah sekarang lebih mudah, langsung masuk ke handphone kita dan tidak menyisakan kertas yang berujung jadi sampah. Atau jadi alas gorengan dulu.

Seperti halnya koran, berita online berbayar itu terkurasi dengan baik. Jelas sekali dimana kita perlu baca berita utama, editorial, opini, cerpen, dan rubrik-rubrik lainnya. Tidak campur-bawur dengan gosip artis atau foto selebgram dengan judul semacam “Santai! Begini Gaya Tony Stark dan Tinky Winky saat Menyantap Cilok di Hawai.”

Terakhir, konon dengan kita membayar biaya langganan tersebut, kantor berita jadi tidak bergantung sepenuhnya pada iklan dan pada pemodal yang berkepentingan. Sehingga jurnalis-jurnalisnya bisa lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas. Mereka juga menjadi lebih independen dan obyektif dalam menuliskan berita atau opini. Kalau anda pernah membuka aplikasi berita Guardian, anda bisa menemui kalimat keren ini: Fund fiercely independent journalism today, and we’ll unlock full access to our quality news app for you. Read with no ads or interuptions on the go… And, there’s the added benefit of knowing you’re empowering Guardian journalists around the world, so the can continue to report with courage and rigour on the events shaping our world.

Cuma ya, kalau boleh jujur, kadang ada rasa eneg juga baca berita yang berkualitas dan obyektif seperti ini. Bukan apa-apa, bukan salah jurnalisnya atau kantor beritanya. Hanya saja karena obyektif, isi berita di negara kita ini kebanyakan adalah masalah melulu. Korupsi, kongkalikong oligarki dan yang punya kuasa, hukum tidak adil, pembuatan undang-undang yang begitu rupa, duit pajak kita yang ternyata tidak kembali jadi manfaat ke masyarakat, dekarbonisasi malah bikin PLTU lagi dan masih banyak lagi masalah. Pusing. Suram. Kadang saya perlu rehat dulu tidak baca selama 1-2 hari supaya pikiran adem kembali.

Jadi, bagi anda yang sudah berpenghasilan, bisa dipertimbangkan untuk berlangganan berita online berbayar ini. Tenang, banyak yang promo kok. Silakan dicari.

Read more