Kepercayaan Diri
Saya pernah punya kesempatan membawa direktur perusahaan dan direktur regional Asia Tenggara untuk melakukan customer visit. Di tempat customer tsb, kami melakukan presentasi, diskusi dan menjaring feedback. Kemudian setelah bersama beliau-beliau selama dua harian, ada satu kesempatan untuk forum One on One dengan direktur. Sebuah kesempatan yang langka bagi seorang junior. Waktu itu saya bertanya begini: bapak sudah melihat saya di dua hari ini, apa masukan bapak? Kata beliau, “You did good but you need to work on your confidence.”
Cerita lainnya. Kemarin diskusi dengan salah seorang customer yang lain. Diskusi ngalor-ngidul dan kemudian masuk pada intinya. Beliau sampai di satu titik dan berkata, “Kami ini tidak hanya ingin beli barang ke bapak, tapi kami ingin beli solusi. Artinya tolong kami dibantu brainstorming, usulan-usulan, rekomendasi, challenge dan lainnya. Tapi bapak harus confident dengan usulan bapak. Karena pernah ada orang sudah sangat senior disini dan saat itu ditanya oleh Global Head Office atas suatu usulan. Si senior ini menjawab dengan logis dan bagus, tapi terdengar kurang percaya diri dengan usulannya. Konon beliau dimarahi habis-habisan.” Kata si orang Head Office, “You need to be confident first when you are suggesting something.”
Dari dua cerita ini, tampak bahwa kepercayaan diri itu penting dan kunci sekali. Bila di tulisan yang lalu saya menyebutkan integritas adalah hal pertama dan utama yang saya ingin tanamkam ke anak, maka yang kedua adalah kepercayaan diri. Percaya diri akan membuahkan berani. Peluang-peluang akan terbuka lebih banyak bila kita berani.
Lalu, kembali ke pertanyaan besarnya: bagaimana mengajarkan percaya diri ke anak? Soal ini, kemarin saya menyimak Yusul 'Dalipin' Arifin di Youtube dalam acara peluncuran buku barunya. Disitu beliau cerita tentang bapaknya. Dengan tindak-tanduknya, sang bapak seolah ingin bilang padanya, “Kalau aku memberi nasihat seberapapun, aku yakin kamu tidak akan mendengar. Tapi kalau aku memberi contoh, aku yakin kamu akan mengikutinya.”
Itu bagus sekali. Jadi, saya pun perlu terus memperbaiki kepercayaan diri saya. Supaya anak melihatnya dan ikut terinspirasi.
Semoga.